Proses terjadinya fatamorgana
berawal dari adanya perbedaan kerapatan antara udara dingin dan udara
panas. Udara dingin memiliki kerapatan lebih pekat dan lebih berat
dibandingkan udara panas.
Dalam kenyataannya, lapisan udara yang panas yang ada di dekat tanah
terperangkap oleh lapisan udara yang lebih dingin di atasnya. Cahaya
dibiaskan ke arah garis horisontal pandangan dan akhirnya berjalan ke
atas karena pengaruh internal total.
Pemantulan internal total (total internal reflection) adalah proses
pemantulan seberkas cahaya pada permukaan batas antara satu medium
dengan medium yang lain yang indeks biasnya lebih kecil, jika sudut
datang ke medium kedua melebihi suatu sudut kritis tertentu.
Dengan demikian, cahaya berjalan di dalam medium yang memiliki indeks
bias yang tinggi seperti air, kaca, dan plastik ke medium yang memiliki
indeks bias lebih rendah seperti udara. Akibatnya gambar dengan sifat
semu dan terbalik akan membentuk fatamorgana.
1. Patamorgana seringkali terjadi di sekeliling kita. Fatamorgana
merupakan pantulan cahaya oleh lapisan udara yang sangat panas akibat
pemanasan Bumi. Benda dan bayangan pantulannya terlihat seperti pemukaan
air.Kata fatamorgana diambil dari bahasa Italia, dari nama seorang
saudari Raja rthur yaitu Faye le Morgana, Konon, ia merupkan seorang
peri yang dapat berubah-ubah rupa. Namun sebenarnya dalam peristiwa
fatamorgana terdapat suatu konsep Fisika yang kadang terlupakan yaitu
konsep pembiasan. Fatamorgana sering terjadi di gurun pasir, jalan-jalan
beraspal, dan lautan. Dalam kajian fisika, prinsip terjadinya
fatamorgana berawal dari proses pembiasan yang terjadi pada dua medium
melalui lapisan-lapisan udara yag memiiki perbedaan suhu.
Proses terjadinya fatamorgana berawal dari adanya perbedaan kerapatan
antara udara dingin dan udara panas. Udara dingin memiliki kerapatan
lebih pekat dan lebih berat dibandingkan udara panas. Dalam
kenyataannya, lapisan udara yang panas yang ada di dekat tanah
terperangkap oleh lapisan udara yang lebih dingin di atasnya. Cahaya
dibiaskan ke arah garis horisontal pandangan dan akhirnya berjalan ke
atas karena pengaruh internal total. Pemantulan internal total (total
internal reflection) adalah proses pemantulan seberkas cahaya pada
permukaan batas antara satu medium dengan medium yang lain yang indeks
biasnya lebih kecil, jika sudut datang ke medium kedua melebihi suatu
sudut kritis tertentu.Dengan demikian, cahaya berjalan di dalam medium
yang memiliki indeks bias yang tinggi seperti air, kaca, dan plastik ke
medium yang memiliki indeks bias lebih rendah seperti udara. Akibatnya
gambar dengan sifat semu dan terbalik akan membentuk fatamorgana.
2. Pada siang hari, sinar Matahari sangat terik sehingga membuat jalan
beraspal yang hitam menjadi sangat panas. Aspal yang panas itu akan
meradiasikan panas sehingga udara di sekitar jalan menjadi sangat panas.
Udara panas tersebut akan memantulkan bayangan langit biru dan
awan-awan seperti halnya kolam berisi air. Inilah fatamorgana. Hal yang
sama juga terjadi di gurun pasir.
Sekarang pertanyaannya, kenapa udara panas dapat membentuk bayangan
langit? Jawabannya, karena ada proses pembiasan (pembelokan cahaya).
Akibat panas aspal atau gurun pasir, udara di atasnya berlapis-lapis.
Tiap lapisan suhunya berbeda, makin dekat dengan aspal atau gurun pasir
makin panas. Sinar yang berasal dari langit atau awan akan mengalami
pembiasan berantai (sinarnya dibelokkan) oleh lapisan-lapisan itu,
sampai akhirnya sinar ini berbalik ke atas (orang sering menyebutnya
sebagai pemantulan total).Ketika sinar itu mengenai mata orang, maka
orang akan melihatnya sebagai sesuatu yang kebiruan muncul dari aspal
atau gurun pasir (seperti kolam air). Agar lebih jelas, lihat ilustrasi.
Jadi, fatamorgana bukan karena mata kelelahan. Fenomena ini nyata dan
dapat difoto. Yang jadi masalah adalah kesalahan interpretasi di otak
kita.
Demikian Artikel yang berjudul Proses Terjadinya Fatamorgana. Semoga Bermanfaat
0 Komentar untuk " Proses Terjadinya Fatamorgana "