Kriptografi sudah digunakan sekitar 40 abad yang lalu oleh orang –
orang Mesir untuk mengirim pesan ke pasukan yang berada di medan
perang dan agar pesan tersebut tidak terbaca oleh pihak musuh walaupun
pembawa pesan tersebut tertangkap oleh musuh. Sekitar 400 SM,
kriptografi digunakan oleh bangsa Spartan dalam bentuk sepotong papirus
atau perkamen yang dibungkus dengan batang kayu.
Pada zaman Romawi kuno, ketika Julius Caesar ingin mengirimkan pesan
rahasia pada seorang Jendral di medan perang. Pesan tersebut harus
dikirimkan melalui seorang prajurit, tetapi karena pesan tersebut
mengandung rahasia, Julius Caesar tidak ingin pesan tersebut terbuka di
tengah jalan. Di sini Julius Caesar memikirkan bagaimana mengatasinya
yaitu dengan mengacak isi pesan tersebut menjadi suatu pesan yang tidak
dapat dipahami oleh siapapun kecuali hanya dapat dipahami oleh
Jendralnya saja. Tentu sang Jendral telah diberi tahu sebelumnya
bagaimana cara membaca pesan yang teracak tersebut, karena telah
mengetahui kuncinya.
Pada perang dunia kedua, Jerman menggunakan mesin enigma atau juga
disebut dengan mesin rotor yang digunakan Hitler untuk mengirim pesan
kepada tentaranya di medan perang. Jerman sangat percaya bahwa pesan
yang dienkripsi menggunakan enigma tidak dapat dipecahkan. Tapi anggapan
itu keliru, setelah bertahun-tahun sekutu mempelajarinya dan berhasil
memecahkan kode-kode tersebut. Setelah Jerman mengetahui bahwa enigma
dapat dipecahkan, maka enigma mengalami beberapa kali perubahan. Enigma
yang digunakan Jerman dapat mengenkripsi suatu pesan sehingga mempunyai
(15).(10)^18 kemungkinan untuk dapat mendekripsi pesan.
Perkembangan komputer dan sistem komunikasi pada tahun 60-an berdampak
pada permintaan dari pihak – pihak tertentu sebagai sarana untuk
melindungi informasi dalam bentuk digital dan untuk menyediakan layanan
keamanan. Dimulai dari usaha Feistel dari IBM di awal tahun 70-an dan
mencapai puncaknya pada 1977 dengan pengangkatan DES (Data Encryption
Standard) sebagai standar pemrosesan informasi federal Amerika Serikat
untuk mengenkripsi informasi yang tidak belum diklasifikasi. DES
merupakan mekanisme kriptografi yang paling dikenal sepanjang sejarah.
Pengembangan paling mengejutkan dalam sejarah kriptografi terjadi pada
1976 saat Diffie dan Hellman mempublikasikan ”New Directions in
Cryptography”. Tulisan ini memperkenalkan konsep revolusioner
kriptografi kunci publik dan juga memberikan metode baru untuk
pertukaran kunci, keamanan yang berdasar pada kekuatan masalah logaritma
diskret. Meskipun Diffie dan Hellman tidak memiliki realisasi praktis
pada ide enkripsi kunci publik saat itu, idenya sangat jelas dan
menumbuhkan ketertarikan yang luas pada komunitas kriptografi. Pada 1978
Rivest, Shamir dan Adleman menemukan rancangan enkripsi kunci publik
dan tanda tangan digital, yang sekarang disebut RSA. Rancangan RSA
berdasar pada masalah faktorisasi yang sulit untuk kriptografi, dan
menggiatkan kembali usaha untuk menemukan metode yang lebih efisien
untuk pemfaktoran. Tahun 80-an menunjukkan peningkatan luas di area ini,
sistem RSA masih aman. Sistem lain yang merupakan rancangan kunci
publik ditemukan oleh Taher ElGamal pada tahun 1985. Rancangan ini
berdasar pada masalah logaritma diskret.
Salah satu kontribusi penting dari kriptografi kunci publik adalah tanda
tangan digital. Pada 1991 standar internasional pertama untuk tanda
tangan digital diadopsi. Standar ini berdasar pada rancangan kunci
publik RSA. Pada 1994 pemerintah Amerika Serikat mengadopsi Digital
Signature Standard, sebuah mekanisme kriptografi yang berdasar pada
algoritma kunci publik ElGamal.
Ada empat tujuan dari ilmu kriptografi, yaitu :
* Kerahasiaan, adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas,
* Integritas data, adalah berhubungan dengan penjagaan dari
perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem
harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh
pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain menyangkut penyisipan,
penghapusan, dan pensubtitusian data lain ke dalam data yang sebenarnya
* Autentikasi, adalah berhubungan dengan identifikasi, baik
secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang
saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang
dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya,
waktu pengiriman, dan lain-lain,
* Non-repudiasi, yang berarti begitu pesan terkirim, maka tidak akan dapat dibatalkan.
Copyright © 2014
Johan Andy Agasi - Informasi, Teknologi, Web Desain
-
All Rights Reserved
Template By.
Catatan Info
0 Komentar untuk " Sejarah Kriptografi "